Kunci Kesuksesan

Kunci Kesuksesan
SUKSES (S = Saya harus berjuang, U = Untuk mencapai impian, K = Kendati itu sukar, S = Saya akan menjadi luar biasa, E = Esok pasti lebih baik dari hari ini, S = Saya yakin Tuhan akan memberkati saya)

Friday, December 11, 2009

Rahasia Meraih Kesuksesan

Kesuksesan bukanlah sesuatu yang instan, ada proses di dalamnya. Untuk meraih kesuksesan, diperlukan berbagai hal, yaitu :
  1. Kesuksesan membutuhkan visi ke depan. Jangan terus-terusan memandang ke belakang.
  2. Kesuksesan membutuhkan waktu. Oleh sebab itu, sabar, setia, taat, dan jangan pernah putus asa.
  3. Kesuksesan membutuhkan keberanian. Oleh sebab itu, beranilah untuk menghadapi setiap masalah dan risiko serta JANGAN PERNAH TAKUT UNTUK GAGAL.
  4. Kesuksesan harus sesuai kehendak Tuhan

Selain itu, kembangkan juga BERPIKIR POSITIF!
Cara mudah berpikir postif dengan menggunakan vitamin "ABCDE"

A : Achievable (dapat dicapai)
B : Believable (dapat dipercaya)
C : Clear (jelas)
D : Desireable (diinginkan)
E : Exciting (menyenangkan)



KUALITAS HIDUP SESEORANG SANGATLAH TERGANTUNG PADA KOMITMENNYA UNTUK MERAIH KESUKSESAN!

Thursday, December 10, 2009

Anda Pasti Bisa Bila...



Pasar malam dibuka di sebuah kota. Seluruh penduduk menyambutnya dengan gembira. Ada berbagai macam permainan, stand makanan dan sirkus. Tetapi kali ini yang paling istimewa adalah atraksi manusia kuat.

Setiap malam ratusan orang menonton pertunjukkan manusia kuat. Ia bisa melengkungkan baja hanya dengan tangan telanjang. Ia bisa menghancurkan batu bata tebal dengan tinjunya. Ia mengalahkan semua pria di kota itu dalam lomba panco.

Untuk menutup pertunjukkannya, ia memeras sebuah jeruk dengan genggamannya. Ia memeras terus hingga tetes terakhir air jeruk itu terperas. Kemudian ia menantang para penonton, "Barang siapa yang bisa memeras hingga keluar satu tetes saja air jeruk dari buah jeruk ini, akan kuberikan dia uang satu juta."

Kemudian naiklah seorang lelaki, atlit binaraga, ke atas panggung. Tangannya kekar. Ia memeras dan memeras... dan memeras... tapi tak setetespun air jeruk keluar. Sepertinya seluruh isi jeruk itu sudah terperas habis. Ia gagal. Beberapa pria kuat dari penjuru kota mencoba, tapi tak ada yang berhasil. Manusia kuat itu tersenyum-senyum. Kemudian ia berkata, "Aku berikan satu kesempatan terakhir. Siapa yang mau mencoba?" Seorang wanita kurus setengah baya mengacungkan tangan dan meminta agar ia boleh mencoba. "Tentu saja boleh nyonya. Mari naik ke panggung." Manusia kuat itu membimbing wanita itu naik ke atas pentas. Beberapa orang tergelak-gelak mengolok-olok wanita itu.

Wanita itu lalu mengambil jeruk dan menggenggamnya. Semakin banyak penonton yang menertawakannya. Lalu wanita itu mencoba memeras dengan penuh konsentrasi. Ia memeras... memeras... memeras dan "ting!" setetes air jeruk muncul terperas dan jatuh membasahi lantai panggung.

Para penonton terdiam terperangah. Lalu cemoohan mereka segera berubah menjadi tepuk tangan riuh. Manusia kuat lalu memeluk wanita kurus itu, katanya, "Nyonya, aku sudah melakukan pertunjukkan semacam ini ratusan kali. Dan, ribuan orang pernah mencobanya agar bisa membawa pulang hadiah uang yang aku tawarkan, tapi mereka semua gagal. Hanya kau satu-satunya yang berhasil memenangkan hadiah itu. Boleh aku tahu, bagaimana kau bisa melakukan hal itu?"

"Begini," jawab wanita itu, "Jika suamimu sedang jatuh sakit keras dan tak bisa bekerja mencari nafkah, sedangkan kau memiliki delapan anak yang harus kau beri makan setiap harinya, lalu kau harus kuat mencari uang meski hanya serupiah-dua rupiah, maka hanya memeras jeruk untuk mendapatkan satu juta rupiah bukanlah hal yang sulit." "Bila anda memiliki alasan yang cukup kuat, anda akan menemukan jalannya", demikian kata seorang bijak. Seringkali kita tak kuat melakukan sesuatu karena tak memiliki alasan yang cukup kuat.

Pengaturan Ruang Kelas


Pengaturan ruang kelas yang baik merupakan aspek yang penting dalam pengelolaan kelas yang dapat membantu guru melaksanakan tuntutan tugasnya yang kompleks. Kelas yang dikelola dengan baik adalah "Self-Contained Classroom" yaitu kelas dimana "semua keperluan" siswa dan guru dapat diperoleh dengan cepat dan tata letak kelas tersebut menunjang proses belajar dan mengajar. Kelas tempat siswa belajar harus memiliki kondisi fisik yang baik, tidak hanya dalam arti kondisi bangunan tetapi juga letak dan posisi bangunan kelas. Selain itu, diperlukan pencahayaan yang baik dan terhindar dari kebisingan. Menurut Emmeretall (1984) ada empat kunci pengaturan ruang kelas yang baik:
  1. Hindari kemacetan di bagian-bagian yang sibuk
  2. Pastikan murid dapat melihat guru
  3. Persiapkan materi pengajaran untuk murid dan kebutuhan-kebutuhan murid lainnya agar mudah diakses
  4. Pastikan murid dapat dengan mudah melihat papan tulis / tempat presentasi
Selain itu, ruang kelas hendaknya merangsang secara visual tanpa menganggu perhatian, misalnya diisi dengan berbagai hasil karya siswa seperti lukisan, foto, patung, karangan, dan karya-karya lainnya. Sediakan juga mading (majalah dinding) sebagai altenatif tempat untuk memamerkan hasil kerja siswa dan ruang penyimpanan materi dan kebutuhan siswa.

Sumber :
Mahbub, M. (4 Juni 2009). Upaya menciptakan kelas sebagai tempat yang menyenangkan untuk belajar dan
bekerja.
Diambil 11 Desember 2009, dari http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-makalah-tentang
/upaya-menciptakan-kelas-sebagai-tempat-yang-menyenangkan-untuk-belajar

Munandar, S. C. U. (1999). Kreativitas & keberbakatan: Strategi mewujudkan potensi kreatif dan bakat.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Membangkitkan Motivasi Belajar




Motivasi memegang peranan penting dalam belajar. Keberhasilan seorang siswa bukan hanya ditentukan oleh kemampuan intelektual, tetapi juga ditentukan oleh faktor afektif terutama motivasi.

Guru memiliki peran penting dalam membangkitkan motivasi belajar siswa di sekolah. Oleh sebab itu, guru perlu memerhatikan beberapa hal:
  • Berilah penghargaan dan pujian kepada siswa. Hindari pemberian hukuman
  • Berikan komentar (tidak hanya secara lisan tetapi juga secara tertulis) terhadap hasil pekerjaan siswa.
  • Ajarkan anak untuk berpendapat dan menerima pendapat dari teman-temannya sehingga anak lebih termotivasi melakukan sesuatu
  • Kembangkan strategi dan metode mengajar yang sesuai dengan minat siswa
  • Guru harus lebih banyak menekankan pelajaran kepada kenyataan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari daripada hal-hal yang bersifat teoretis
  • Gunakan metode dan strategi mengajar yang bervariasi
  • Berikan siswa aktivitas-aktivitas yang penuh tantangan

Berikut ini, adalah contoh seorang guru sekolah minggu mem
bangkitkan motivasi belajar anak-anak didiknya di sekolah minggu (data diperoleh dari observasi dan wawancara saya). Dalam kelas tersebut terdapat beberapa karakterisitik anak yang berbeda-beda dengan usia yang masih kecil sehingga dituntut kemampuan pengajar untuk mengembangkan suasana kelas dan metode mengajar yang bervariasi. Pengajar menggunakan teknik bercerita dengan menggunakan gambar untuk menarik perhatian anak. Setelah itu, pengajar mengaitkan nilai-nilai dari pelajaran ke kehidupan anak sehari-hari dalam contoh yang sederhana. Pengajar juga memberikan anak kegiatan mewarnai di akhir sesi kelas. Selain itu, pengajar memberikan reward berupa snack kepada anak ketika mereka mampu menjawab pertanyaan dan menyelesaikan lembar kerjanya dengan baik. Dalam lembar kerja, pengajar memberikan masukan secara lisan kepada anak kemudian ditandai dengan memberikan nilai dan bintang pada lembar kerja anak. Hal ini, ditujukan untuk meningkatkan keinginan anak dalam mengikuti kelas dan menyimak serta berpartisipasi aktif dalam kelas ini. Di bawah ini, beberapa foto kegiatan belajar mengajar tersebut.


Sumber: Sukmadinata, N. S. (2005). Landasan psikologi proses pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Wednesday, December 9, 2009

Memotivasi Diri Sendiri



Setiap orang memiliki
dorongan untuk berprestasi yaitu:
  • Kecenderungan seseorang untuk mencapai sukses atau memperoleh apa yang menjadi tujuan akhir yang dikehendaki
  • Keterlibatan diri seseorang terhadap sesuatu tugas
  • Harapan untuk berhasil dalam suatu tugas yang diberikan
  • Dorongan untuk mengatasi rintangan-rintangan atau perjuangan untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan sulit secara cepat dan tepat
Dorongan ini timbul dari diri individu tersebut dan dapat dibina sejak kecil. Hal ini juga berkaitan dengan motivasi internal individu dimana individu terdorong untuk mencapai sesuatu karena persepsi mereka tentang kesuksesan dan kegagalan serta keyakinan mereka bahwa mereka dapat mengontrol lingkungan mereka secara efektif.

Ketika sesuatu yang baru datang atau ada kesulitan yang menghadang, kita dapat memotivasi diri kita sendiri. Saya membuat pertanyaan terbuka yang diajukan melalui
facebook dan respon dari teman-teman saya di status saya menunjukkan beberapa cara yang mereka lakukan untuk memotivasi diri mereka sendiri (terdapat lebih dari 30 komentar hanya dalam waktu 45 menit, pada tanggal 9 Desember). Thanks to all my friends for your participating ^^.
Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memotivasi diri sendiri:
  • Fokus pada tujuan yang akan dicapai di masa mendatang
  • Membayangkan tentang hasil-hasil positif yang akan diperoleh setelah selesai melakukannya
  • Melihat dan belajar dari orang lain yang telah sukses
  • Selalu berpikir positif dan mengandalkan Tuhan
  • Kembali kepada tujuan awal dan niat dalam melakukan sesuatu
  • Melakukan self-talk
  • Membuat tujuan jangka pendek/deadline/rencana kegiatan
  • Membuat grafik perkembangan terhadap apa yang kita lakukan
  • Mencari rekan kerja yang se-visi dan dapat saling mendukung
  • Membuat hal-hal yang dikerjakan menjadi sesuatu yang disukai/disenangi
  • Disiplin dan berkomitmen
  • Membaca kisah-kisah sukses orang lain
  • Memberikan hadiah atau penghargaan pada diri sendiri ketika berhasil mencapai tujuan
  • Bersaing secara sehat dan kompetitif pada orang lain
Bagi saya pribadi, saya memotivasi diri saya dengan cara:
  • Mengandalkan Tuhan
  • Fokus pada tujuan yang ingin saya capai dan hasil yang akan saya peroleh
  • Disiplin, membuat rencana kerja, dan berkomitmen
  • Selalu berpikir positif serta melakukan self-talk
  • Belajar dari kisah sukses orang lain

Sumber : Gunarsa, S. D. & Gunarsa, Y. S. D. (2004). Psikologi praktis: Anak, remaja, dan keluarga. Jakarta: PT
BPK Gunung Mulia

http://www.facebook.com/home.php?#/livia.agustin?v=feed&story_fbid=209973575072

Rumah Adalah Tempat Belajar Paling Baik

RUMAH adalah tempat belajar yang paling baik bagi seorang anak. Anak dapat belajar selaras dengan keinginannya, tidak perlu duduk menunggu sampai bel berbunyi, tidak perlu bersaing dengan anak-anak lain, tidak perlu merasa takut ketika ia menjawab salah, dan dapat langsung meneriam penghargaan ketika ia berhasil melakukan sesuatu serta memperoleh pembetulan ketika ia melakukan kesalahan. Oleh karena itu, orangtua perlu mengembangkan suasana rumah yang nyaman baik secara fisik maupun psikologis untuk dapat merangsang anak dalam belajar dan mengembangkan kemampuan kecerdasannya yang sedang tumbuh. Faktor-faktor fiisk seperti keadaan dan ruangan tempat belajar, suasana dalam rumah dan lingkungan sekitar rumah (gaduh atau tenang).

Orangtua harus menciptakan suasana yang hangat, terbuka, saling memercayai, penuh perhatian dan kasih sayang bagi anak, mendengarkan kebutuhan dan cerita anak dengan penuh perhatian, mengajak anak bercakap-cakap, mencintai dan menerima anak apa adanya, serta memberikan kesempatan pada anak untuk mengenal dunia
nya dengan bimbingan dari orangtua. Orangtua juga bertindak sebagai model atau teladan utama bagi anak dalam segala hal.




Selain itu, orangtua merupakan guru yang paling baik bagi anak terutama di lingkungan rumah, dimana orangtua harus mampu memenuhi kehausan anak akan belajar, menarik minat anak, mengarahkan keingintahuan dan energi anak sehingga anak dapat berprestasi secara maksimal. Orangtua pun harus memberikan pujian atau hadiah kepada anak ketika anak menunjukkan keberhasilan sehingga mendorong anak untuk berperilaku sama dan menunjukkan kekuatan serta kemampuan yang dimilikinya. Sebag
ai guru, orangtua juga TIDAK boleh memberikan tuntutan yang terlalu tinggi bagi anak (yang tidak dapat dicapai anak) dan TIDAK boleh mencerca, menakut-nakuti serta memperolok anak. Ketika anak melakukan kesalahan berikan kesan pada anak bahwa ia membuat kesalahan dan mengajarkan anak bahwa kesalahan dan kegagalan juga adalah proses belajar. Hal ini mendorong anak untuk mencoba hal-hal baru dan menghindari kesalahan yang sama di waktu mendatang.

Anak akan termotivasi untuk belajar juga dipengaruhi oleh bahasa dan cara komunikasi yang dilakukan orangtua. Anak cenderung termotivasi ketika orangtua berkomunikasi dengan nada yang lembut, tidak membentak, ada tatapan mata serta senyuman, dan tidak menggunakan kalimat perintah. Selain itu, orangtua dituntut untuk kreatif dengan mengajak anak belajar langsung di alam sehingga anak dapat diajak untuk berkunjung ke museum, kebun binatang, tempat bersejarah lainnya. Hal ini dapat menimbul
kan rasa keingintahuan anak.


Sumber: Beck, J. (2003). Meningkatkan kecerdasan anak (D. Misky, Penerj.). Jakarta: PT. Pustaka Delapratasa


Besi Batangan Digosok Menjadi Jarum



Selama memiliki keteguhan hati, besi batangan pun bisa digosok menjadi jarum. Kata pepatah mengandung filosofi yang luar biasa.
Alkisah, pada zama
n dahulu di daratan Tiongkok ada seseorang sastrawan besar yang berkisah tentang pengalaman dirinya di masa kecil. Pengalaman itu mampu mengubah mindset atau pola berikirnya. Beginilah kisahnya...
Seorang bocah kecil tinggal di sebuah desa terpencil. Karena kenakalan dan kebandelannya, bocah ini sering tidak mengikuti pelajaran membaca dan menulis yang seharusnya dia ikuti. Dia lebih suka bermain-main atau berkelana menyusuri jalanan desa dan tepian sungai.
Suatu hari di tepian sebuah sungai, bocah kecil ini melihat seorang nenek sedang mengerjakan sesuatu berulang-ulang. Ia terlihat sedang menggosok-gosokkan sesuatu di sebuah batu. Sampai beberapa hari berikutnya, bocah kecil tadi masih melihat hal yang sama, yaitu sang nenek tua sedang terus melakukan kegiatan yang sama. Kejadian itu menimbulkan keingintahuan si bocah kecil. Maka, suatu hari ia memberanikan diri mendekati si nenek dan kemudian terjadilah dialog sebagai berikut:
"Nek, beberapa hari ini saya lihat nenek melakukan hal yang sama terus menerus. Sebenarnya nenek sedang melakukan apa, sih?"
Nenek pun menjawab, "Nenek sedang menggosok besi batangan ini, Nak..."
Si bocah kecil pun semakin penasaran. "Untuk apa nenek menggosok besi batangan itu?"
"Nenek menggosok besi batangan ini untuk dijadikan sebatang jarum!"
Bocah kecil ini tampak tidak percaya. "Wah... mana mungkin, Nek. Besi batangan bisa digosok menjadi jarum?"
Nenek pun menghentikan kegiatannya dan menatap ke arah muka si bocah kecil, dan menjawab dengan tegas: "Selama kita memiliki kemauan dan kesabaran, selama kita memiliki keteguhan hati, keyakinan, dan keuletan, besi batangan ini bila digosok terus menerus, maka suatu hari nanti besi batangan ini pasti bisa menjadi sebatang jarum..."
Si bocah kecil pun terhenyak mendengar jawaban si nenek. Dan, peristiwa itu terekam begitu dalam di benak si anak. Peristiwa itu telah mengubah sikap mentalnya dan menjadikan dirinya seorang pelajar yang rajin, disiplin, dan ulet. Setelah dewasa si bocah tadi menjadi seorang sastrawan yang terkenal dan kata-kata mutiara tadi menjadi sangat populer sampai hari ini.


"Selama memiliki keteguhan hati, besi batangan pun bisa digosok menjadi jarum"
Sungguh luar biasa kekuatan keteguhan hati, bagi orang yang ingin mengembangkan diri dan berjuang untuk mewujudkan cita-citanya. Mutlak dibutuhkan kekuatan keteguhan hati, saat kita dihadapkan dengan rintangan, problem ataupun kegagalan, tanpa kekuatan keteguhan hati, semangat perjuangan mudah goyah, mudah dihinggapi perasaan pesimis, takut dan menyerah begitu saja di tengah jalan.
Banyak sekali prestasi spektakuler di bidang apapun yang tadinya dianggap tidak mungkin menjadi mungkin karena orang memiliki KETEGUHAN HATI dalam mewujudkan keinginannya. Dengan keteguhan hati, seseorang akan memiliki konsistensi dalam mengerjakan apa yang harus dilakukannya, tidak goyah oleh halangan maupun gangguan yang muncul. Dengan keteguhan hati pula seseorang akan memiliki semangat juang yang seolah tak pernah padam, sekalipun dirinya harus jatuh bangun dalam upaya menggapai impian.
Seperti kata pepatah dalam bahasa Inggris, "The Real Successful Person are Ordinary People with Extraordinary Determination. " Orang Sukses adalah Orang Biasa yang Memiliki Keteguhan Hati yang Luar Biasa. Sikap keteguhan hati di dalamnya mengandung keyakinan, kesabaran, keuletan, konsistensi dan semangat juang yang terus menerus tanpa henti sampai tercapainya apa yang diinginkan.

Miliki keteguhan hati, praktikkan keteguhan hati di perjuangan kehidupan Anda, niscaya usaha Anda, perjuangan Anda akan menghasilkan kesuksesan dan kehidupan yang lebih bernilai dan cemerlang!!!


Sumber : Wongso, A. (2005). 15 wisdom & success classical motivation stories. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo

Guru sebagai Motivator dan Fasilitator

Dalam meningkatkan motivasi belajar seorang anak, seorang guru atau tenaga pengajar tidak hanya berfungsi memberikan informasi dan pengarah bagi seluruh aktivitas siswa, tetapi juga berfungsi sebagai fasilitator dan motivator.
Guru sebagai fasilitator dan motivator harus dapat memfasilitasi kebutuhan para muridnya sekaligus memberikan dorongan pada siswa untuk mengembangkan inisiatif dan rasa ingin tahunya. Guru juga berada di belakang anak, membimbing anak untuk mencapai tujuan, keinginan, dan kebutuhannya. Guru membantu anak untuk belajar mandiri dalam menentukan tujuan sendiri dan memberikan umpan balik terhadap hasil karyanya sendiri.
Selain itu, guru harus dapat menerima gagasan dari semua siswa, memupuk siswa untuk dapat memberikan kritik secara konstruktif, m
enghindari pemberian hukuman atau celaan kepada ide-ide baru siswa, dan menerima perbedaan kemampuan dan karakteristik siswanya.

Langkah-langkah yang dapat ditempuh guru agar seorang anak dapat termotivasi untuk belajar, berprestasi, serta mengembangkan konsep diri yang positif adalah:
1. Pendidik harus dapat mener
ima setiap siswa dengan segala kelebihan dan kekurangannya.
2. Dalam menyusun kegiatan belajar, pendidik harus memulai dengan menetapkan sasaran-sasaran yang mudah dicapai, sehingga siswa memperoleh pengalaman bahwa ia berhasil melakukan sesuatu. Selain itu, pendidik juga menjelaskan tujuan belajar kepada siswa.
3. Pendidik harus dapat memahami anak dan masalah yang dihadapinya.
4. Pendidik hendaknya sabar dan bertenggang rasa terhadap anak yang belum menunjukkan kemampuannya. Pendidik juga dihimbau untuk menyelidiki dan mencari tahu kesenangan dan bakat si anak. Selain itu, pendidik juga harus bersikap antusias terhadap apa yang dilakukan siswanya.
5. Pendidik memberikan penguatan yang bermakna pada anak seperti memberikan pujian, senyuman, penghargaan, hadiah, dll kepada anak ke
tika anak mencapai hasil-hasil yang positif. Hukuman bagi anak lebih baik dihindari.
6. Pendidik harus dapat membantu anak mengembangkan konsep diri dan gambar diri yang positif dengan memberikan kepercayaan pada siswa bahwa ia sebenarnya baik dan mampu melakukan sesuatu. Hal ini akan memotivasi anak untuk menimbulkan harga diri dan percaya pada diri sendiri.
7. Pendidik menyediakan metode belajar yang bervariasi, bimbingan kepada siswa-siswanya, serta lingkungan yang menunjang bagi proses belajar mengajar.



Sumber:
Munandar, S. C. U. (1999). Mengembangkan bakat dan kreativitas anak sekolah. Jakarta: PT. Gramedia.

Santrock, J. W. (2008). Educational psychology ( 3rd ed.). New York: McGraw-Hill.