Kunci Kesuksesan

Kunci Kesuksesan
SUKSES (S = Saya harus berjuang, U = Untuk mencapai impian, K = Kendati itu sukar, S = Saya akan menjadi luar biasa, E = Esok pasti lebih baik dari hari ini, S = Saya yakin Tuhan akan memberkati saya)

Wednesday, December 9, 2009

Rumah Adalah Tempat Belajar Paling Baik

RUMAH adalah tempat belajar yang paling baik bagi seorang anak. Anak dapat belajar selaras dengan keinginannya, tidak perlu duduk menunggu sampai bel berbunyi, tidak perlu bersaing dengan anak-anak lain, tidak perlu merasa takut ketika ia menjawab salah, dan dapat langsung meneriam penghargaan ketika ia berhasil melakukan sesuatu serta memperoleh pembetulan ketika ia melakukan kesalahan. Oleh karena itu, orangtua perlu mengembangkan suasana rumah yang nyaman baik secara fisik maupun psikologis untuk dapat merangsang anak dalam belajar dan mengembangkan kemampuan kecerdasannya yang sedang tumbuh. Faktor-faktor fiisk seperti keadaan dan ruangan tempat belajar, suasana dalam rumah dan lingkungan sekitar rumah (gaduh atau tenang).

Orangtua harus menciptakan suasana yang hangat, terbuka, saling memercayai, penuh perhatian dan kasih sayang bagi anak, mendengarkan kebutuhan dan cerita anak dengan penuh perhatian, mengajak anak bercakap-cakap, mencintai dan menerima anak apa adanya, serta memberikan kesempatan pada anak untuk mengenal dunia
nya dengan bimbingan dari orangtua. Orangtua juga bertindak sebagai model atau teladan utama bagi anak dalam segala hal.




Selain itu, orangtua merupakan guru yang paling baik bagi anak terutama di lingkungan rumah, dimana orangtua harus mampu memenuhi kehausan anak akan belajar, menarik minat anak, mengarahkan keingintahuan dan energi anak sehingga anak dapat berprestasi secara maksimal. Orangtua pun harus memberikan pujian atau hadiah kepada anak ketika anak menunjukkan keberhasilan sehingga mendorong anak untuk berperilaku sama dan menunjukkan kekuatan serta kemampuan yang dimilikinya. Sebag
ai guru, orangtua juga TIDAK boleh memberikan tuntutan yang terlalu tinggi bagi anak (yang tidak dapat dicapai anak) dan TIDAK boleh mencerca, menakut-nakuti serta memperolok anak. Ketika anak melakukan kesalahan berikan kesan pada anak bahwa ia membuat kesalahan dan mengajarkan anak bahwa kesalahan dan kegagalan juga adalah proses belajar. Hal ini mendorong anak untuk mencoba hal-hal baru dan menghindari kesalahan yang sama di waktu mendatang.

Anak akan termotivasi untuk belajar juga dipengaruhi oleh bahasa dan cara komunikasi yang dilakukan orangtua. Anak cenderung termotivasi ketika orangtua berkomunikasi dengan nada yang lembut, tidak membentak, ada tatapan mata serta senyuman, dan tidak menggunakan kalimat perintah. Selain itu, orangtua dituntut untuk kreatif dengan mengajak anak belajar langsung di alam sehingga anak dapat diajak untuk berkunjung ke museum, kebun binatang, tempat bersejarah lainnya. Hal ini dapat menimbul
kan rasa keingintahuan anak.


Sumber: Beck, J. (2003). Meningkatkan kecerdasan anak (D. Misky, Penerj.). Jakarta: PT. Pustaka Delapratasa


No comments:

Post a Comment